[faperta.unsoed, selasa 13/2/18]- The Habibie Center adalah sebuah organisasi independen, non-pemerintah, dan nirlaba yang didirikan oleh B.J Habibie dan keluarga. Visinya adalah untuk mempromosikan modernisasi dan demokratisasi masyarakat Indonesia berdasarkan moralitas dan integritas budaya yang baik dan nilai-nilai yang seharusnya. Berbagai misi telah disiapkan, salah satunya adalah membangun masyarakat yang demokratis secara struktural dan kultural yang mengakui, menghormati dan mempromosikan hak asasi manusia. Kedua, mempromosikan dan memajukan pengelolaan sumber daya manusia yang efektif dan sosialisasi teknologi.
Sudah banyak berbagai program yang dihasilkan dari The Habibie Center, salah satunya adalah Duta CERITA. Program Duta CERITA adalah program inklusivitas yang menggabungkan storytelling,transformasi konflik, dan penggunaan aplikasi dalam dunia digital yang dimana dicari berbagai latar belakang peserta dari seluruh Indonesia. Bertepat di Binus International, FX Campus, Sudirman Jakarta Pusat akhir tahun 2017, The Habibie Center kembali membuka program Duta CERITA Workshop melalui Jakarta BerCERITA yang juga berlangsung setelahnya dilaksanakan di Malang, Solo, Bandung, dan Yogyakarta. Program tersebut dicari sebanyak 60 Peserta dari 300 pendaftar di seluruh Indonesia yang salah satu peserta berasal dari Purwokerto, Jawa Tengah, yakni Martha Wira Pratama mahasiswa jurusan Agroteknologi dari Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program Duta CERITA The Habibie Center, yang berisikan mengenai ide gagasan yang seperti nama programnya, yaitu CERITA – Community Empowerment for Rising Inclusivity and Trust through Technology Application yang bertujuan menyediakan ruang terbuka bagi anak muda yang aktif di Indonesia berasal dari beragam latar belakang. Selain untuk memfasilitasi dialog dan berbagi cerita tentang pengalaman antariman dan antarbudaya, juga dicari beberapa cerita unik dan baik dalam berbagai kategori cerita yang dipaparkan dalam berbagai sesi kegiatan.
Pengalaman yang tak terlupakan dirasakan oleh Martha karena bisa bertemu dan bertukar pikiran dan cerita secara pribadi harfiah, misalnya saja Rahimah Abdulrahim (Executive Director The Habibie Center), Dr. Rudi Sukandar (Associate Fellow The Habibie Center), Aan Permana (Program Manager CERITA), Rosalina Wulandari (Co-Founder dan CEO Lentera Indonesia), dan El Lalong (Project Officer Jakarta BerCERITA) serta 30 dari Duta CERITA di periode sebelumnya. Acara pelatihan ini pun dikemas dengan sangat menarik dan tidak diminta untuk hanya berduduk diam mendengarkan instruksi dan cerita, tetapi juga diajak berpikir kritis dan beraktivitas layaknya sambal belajar.
Acara dilakukan selama satu hari penuh, terdapat 6 sesi, dan dibagi menjadi 3 kelas kategori utama, yaitu Kelas Damai, Kelas Aman, dan Kelas Majemuk. Pembagian kelas tersebut diseleksi kembali dari 60 Peserta yang nantinya hanya berisi 10-13 orang peserta. Sesi pertama adalah pengenalan anggota dari Duta Cerita terpilih 2017, sesi kedua pembagian kelas dan penyatuan adaptasi oleh para peserta, sesi ketiga adalah perjanjian kelas mengenai isi dan informasi, sesi keempat adalah materi kelas Cerita melalui ‘Tabloe’ atau praktik dalam menggambarkan sebuah cerita dalam tempo waktu singkat (pertunnjukan lakon tanpa gerakan dan dialog dalam Bahasa Prancis), sesi kelima adalah pemberian materi bagaimana cara bercerita dan kategori menjadi Duta CERITA yang baik, dan sesi terakhir adalah Tantangan bercerita selama 2 babak, babak pertama adalah secara gabungan dua cerita dari dua individu peserta yang dirangkum menjadi satu dan babak kedua adalah cerita individu dalam waktu 1 menit dan harus bisa menghasilkan cerita yang memuaskan juri dan peserta. Peran Martha Wira yang berlatar belakang mahasiswa Pertanian pun juga tidak kalah unjuk kebolehan dalam bercerita di tantangan terakhir karena mendapatkan predikat ‘The Greatest Funny Man of Storyteller’ dimana Martha Wira bisa bercerita secara penuh perasaan yang dialaminya secara realita dan membawa suasana kelas dengan baik dan terlihat secara natural.
Yang terpenting dari pelatihan ini adalah bagaimana caranya peka dengan mendengar pengalaman para Duta CERITA laiinya yang pernah mendapatkan diskriminasi,atau selfempowerment yang bisa dilakukan dengan hate speech melalui sosial media. Sehingga output dari pelatihan Duta CERITA melalui Workshop ini adalah peserta Duta CERITA bisa melakukan replikasi training mengenai transformasi konflik dan story telling di kota asal para peserta. Proses seleksi melalui tahapan berupa kriteria peserta terdiri dari usia 17-35 tahun, tertarik dengan isu keberagaman, memiliki kemampuan adaptasi dan tantangan baru, memiliki kemampuan dalam menggunakan media sosial yang dapat mempengaruhi diri dan lingkungan, serta pengisian berkas (CV dan sebagainya) melalui online dan aktif di organisasi atau komunitas serta pengumuman dilakukan pada tanggal 9 November 2017. Rencananya,dari kegiatan yang sudah berlangsung, Duta CERITA dari The Habibie Center akan meluncurkan sebuah aplikasi dalam situs web bernama PETA CERITA untuk menghubungkan cerita-cerita positif di seluruh Indonesia yang kaya makna dan keberagaman. Harapan kepada para peserta Duta CERITA yang sudah mendapatkan ‘training’ selama satu hari penuh bisa membuka kegiatan serupa di wilayahnya masing-masing (Wira,30/01/18).