[Fapertaunsoed, Jumat 14/7/2018]- Terung merupakan tanaman yang rentan terkena penyakit busuk akar. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum yang tergolong bakteri tular tanah dan dapat bertahan di tanah dalam kurun waktu yang lama. Selain itu, bakteri ini juga menyerang sebagian besar tanaman lain dari genus solanum. Pengolahan tanah maupun pergantian tanaman tidak dapat mengurangi penyebaran penyakit ini pada lahan budidaya terung. |
Kelompok mahasiswa Fakultas Pertanian Unsoed yang terdiri dari Anis Inarotul Fuadah, Rifa Azzahro dan Riany Aulia Shabila mencoba mencari solusi bagi permasalahan busuk akar terung dengan memanfaatkan cimongkak atau terung pipit. Cimongkak (Solanum torvum) merupakan tanaman liar yang masih satu genus dengan terung. Tanaman ini memiliki perakaran yang tahan terhadap penyakit busuk akar. Karakter perakaran cimongkak ini dimanfaatkan oleh Anis, Rifa dan Riany untuk memperkuat perakaran terung dengan cara menyambung bibit terung dengan bibit cimongkak dengan teknik dua kaki, yang disebut Cirung, akronim dari cimongkak-terung. Cirung merupakan inovasi di bidang pertanian khususnya pada budidaya terung yang rawan terkena busuk akar. Hadirnya Cirung diharapkan mampu mengatasi permasalahan busuk akar pada budidaya terung dan mampu meningkatkan produksi.
Gagasan Cirung sebagai solusi permasalahan pada budidaya terung ini mendapat apresiasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam bentuk fasilitasi penelitian Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) pada skim PKM-PE. Tim ini diketuai oleh Anis Inarotul Fuadah, mahasiswa Program Studi Agroteknologi angkatan 2014 dengan dosen pendamping Dyah Susanti, S.P. M.P. Saat ini meski masih dalam tahap penelitian, penyambungan antar spesies dengan menggunakan hormon alami dari air kelapa dan bawang merah ini cukup besar persentase keberhasilannya, dan mulai memasuki fase pembungaan. Inovasi ini diharapkan menjadi sumbangsih Faperta Unsoed bagi petani dan pengusaha hortikultura dan karya nyata generasi muda pertanian Indonesia. Jaya Faperta, jaya pertanian Indonesia..! (RA & DY)