[Fapertaunsoed Selasa 17/7/2018]- Air merupakan sarana yang penting dalam kehidupan manusia dan hewan maupun tumbuh – tumbuhan. Di samping itu juga merupakan sumber tenaga yang disediakan oleh alam sebagai pembangkit tenaga mekanis. Kenyataan menunjukkan bahwa ada banyak daerah di pedesaan yang mengalami kesulitan penyediaan air, baik yang digerakkan oleh tenaga listrik maupun tenaga diesel telah lama dikenal oleh masyarakat desa, tetapi pada kenyataannya masih banyak masyarakat pedesaan yang belum memilikinya. Keadaan ini menarik perhatian beberapa mahasiswa Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman yaitu Fajri Asti Ameiniyah, Dwi Rarasati Sandra Devi, Saeful Milah, Syahrul Romadon, dan Prayoga Pangestu untuk melakukan survey lokasi desa yang ada di wilayah Kabupaten Banyumas, yang dimana desa tersebut dapat terancam kekeringan pada saat musim kemarau. Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, kesulitan sumber air ini salah satunya terjadi di Kampung Pesawahan, Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas ini disebabkan oleh musim kemarau yang berkepanjangan selama beberapa bulan. Di daerah ini ada dua RT dan satu lembaga pendidikan yang sulit mendapatkan pasokan air. Di daerah tersebut belum ada campur tangan dari pemerintah terkait permasalahan kekurangan air yang akan dialirkan ke rumah warga dan MTs Pakis Agroforestry.
“Setelah Tim PKM-M kami melakukan survey lokasi ke beberapa desa, kami menemukan desa yang berpotensi mengalami kekeringan pada saat musim kemarau yaitu di Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Desa ini memiliki sumber mata air yang cukup melimpah, hanya saja output keluaran airnya sangat kecil” ujar Fajri selaku mahasiswi Teknik Pertanian UNSOED sekaligus ketua Tim Pengabdian Masyarakat. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M) yang didanai oleh Kemenristekdikti, mereka bergerak untuk membantu penyediaan air bersih dengan menggunakan teknologi pompa hidram sistem tekanan ganda. Teknologi pompa hidram sistem tekanan ganda ini bersifat ramah lingkungan dan tidak memerlukan listrik sebagai dayanya, pompa ini dapat bekerja dengan mengandalkan dorongan air dan ketinggian tempat. Air yang digunakan berasal dari sumber mata air yang ditampung dalam bak penampung air bersih dan bak hidram yang nantinya akan dialirkan menuju pompa.
“Penggunaan teknologi pompa hidram ini sebelumnya pernah diterapkan di beberapa desa yang ada di wilayah Indonesia, hanya saja yang umum digunakan biasanya hanya yang single pump. Karena melihat sumber mata air yang cukup melimpah, output keluaran air yang kecil, dan ketinggian yang cukup landai sehingga kami menggunakan yang double power (tekanan ganda) agar output keluaran airnya dapat lebih maksimal” ujar Dwi selaku mahasiswi Teknik Pertanian UNSOED, yang juga tergabung dalam Tim Pengabdian Masyarakat.
Sosialisasi telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 April 2018 pukul 16.00 s/d 17.30 WIB di MTs Pakis Agroforestry bersama Dosen Teknik Pertanian sekaligus Dosen Pembimbing PKM-M yaitu Bapak Dr. Ardiansyah, S.TP., M.Si., dan warga masyarakat sekitar. Dalam sosialisasi ini disampaikan tentang pentingnya pompa hidram, kelebihan dan kekurangannya, pembuatan instalasi, sampai pada perawatan dan pemeliharaan pompa hidram. Keluh kesah masrayakat yang ada di Kampung Pesawahan, Desa Gununglurah, terkait terancamnya kekeringan di desa ini juga disampaikan langsung oleh Kepala Desa Gununglurah yaitu Bapak H. Khabib Syahri pada saat Tim PKM-M mengunjungi kediaman rumahnya.
“Banyak sekali warga masyarakat Desa Gununglurah, khususnya di Kampung Pesawahan yang lokasinya lebih naik dari sini ada tiga RT yaitu RT 04, 05, dan 06, serta satu sekolah itu sering sekali melaporkan bahwasannya kalau lagi musim kemarau ini mereka kesulitan mendapatkan air bersih karena debit aliran air dan output-nya sangat kecil. Sementara dana dari Desa sendiri belum bisa membantu banyak, belum adanya bantuan juga dari Pemerintah. Jadi saya berharap unuk bisa mendapatkan yang terbaik untuk menangani permasalahan kekeringannya” ujar Bapak H. Khabib Syahri selaku Kepala Desa Gununglurah.
Maju terus pantang mundur, Tidak kenal menyerah !