[Fapertaunsoed, 30/10/2018]- Himpunan Mahasiswa Agricultural Engineering (HIMAGREEN) Program Studi Teknik Pertanian (PS TEP) UNSOED kembali menggelar program rutin tahunan Pengabdian Masyarakat (PENGMAS). Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, program PENGMAS tahun ini diselenggarakan bersama dengan Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian (IMATETANI) Rayon D, dimana HIMAGREEN TEP UNSOED menjadi tuan rumah/panitia kegiatan tersebut.
Program yang dimaksud adalah berupa “Program TEP MENGAJAR” yang merupakan usulan HIMAGREEN TEP UNSOED sekaligus sebagai tindak lanjut dari Diskusi Publik IMATETA Rayon D yang dilaksanakan di Yogyakarta belum lama ini. “Program TEP Mengajar” ini prakteknya adalah kegiatan turun langsung ke masyarakat untuk membagikan ilmu yang bermanfaat khususnya yang terkait “Keteknikan Pertanian dan Aplikasinya” di masyarakat luas.
Kegiatan PENGMAS IMATETANI Rayon D ini berlangsung selama 2 (dua) hari dan 1 (satu) malam, dimulai pada tanggal 27 sampai dengan 28 Oktober 2018, bertempat di desa Banteran, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Acara PENGMAS melibatkan 6 (enam) mahasiswa Teknik Pertanian UNSOED, 9 (sembilan) mahasiswa Teknik Pertanian INSTIPER, dan 18 (delapan belas) mahasiswa Teknik Pertanian UGM, yang mana semuanya merupakan anggota IMATETANI Rayon D.
Acara pada hari pertama diawali dengan pembukaan PENGMAS oleh Arief Sudarmaji, S.T., M.T., Ph.D. (selaku Sekretaris Koordinator PS TEP UNSOED). Acara inti PENGMAS digelar dalam bentuk talkshow dengan pembiacara Ir. Masrukhi, M.P. (selaku dosen TEP UNSOED) dan Muhammad Umar Anif, S.TP., M.P. (selaku pemilik CV. Buana Agrotech sekaligus alumni TEP UNSOED). Adapun tema yang diangkata adalah “Penerapan Tugal Sederhana dan Ekonomis” untuk budidaya tanaman musiman di sekitar Desa Banteran.
Program TEP MENGAJAR” bertujuan untuk mengajak masyarakat Desa Banteran, khususnya petani, dalam memanfaatkan teknologi tepat guna berupa tugal semi-mekanis guna meningkatkan hasil panen yang optimal dengan biaya produksi yang ekonomis. Hal ini diharapkan dapat membantu masyarakat setempat yang mayoritas bermatapencaharian sebagai petani jagung. “Jika masyarakat masih menggunakan cara tradisional dalam budidaya jagung, tentu hasil yang diperoleh akan kurang optimal dan biaya produksinya cukup mahal”, tegas Umar.
Selain pengenalan tugal dan penerapannya, selama kegiatan PENGMAS, mahasiswa juga mensosialisakan sekaligus mempraktekan pengolahan pangan berbahan dasar jagung, seperti pudding jagung. Dengan adanya olahan pangan dari jagung, diharapkan dapat menambah lapangan kerja bagi masyarakat setempat khususnya ibu-ibu PKK Desa Banteran.
Melalui kegiatan PENGMAS ini, mahasiswa diberikan kesempatan untuk dapat mengabdikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah kepada masyarakat. Disamping itu, kegiatan tersebut dapat terus memperat keakraban dan kekeluargaan diantara anggota IMATETANI Rayon D. Hal ini terealisasi dalam bentuk acara hiburan bersama berupa mini-games, nonton bersama film perjuangan, dan senam sehat.
HIMAGREEN Go Green!….. IMATETANI Jaya!…. Pertanian Sejahtera!….. Indonesia Adi Daya!….. (REZA AE’16_ed. d’kg)