Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman di tahun 2020 ini genap berumur 58 Tahun. Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-58, serangkaian kegiatan penting diagendakan Faperta UNSOED. Salah satu kegiatan besar yang baru saja dilaksanakan pada Hari Rabu, 11 Nopember 2020 adalah ORASI ILMIAH. Orasi Ilmiah Faperta UNSOED di tahun 2020 menghadirkan pembicara kunci, yaitu Gubernur Jawa Tengah, H. Ganjar Pranowo, S.H. ,M.IP.
Kegiatan Orasi Ilmiah Faperta UNSOED diadakan secara daring dan luring terbatas. Hadir dalam kegiatan tersebut, Rektor UNSOED Prof. Dr. Ir. Suwarto, M.S., para anggota Senat Faperta UNSOED, Dekan dan para Wakil Dekan Faperta UNSOED, para dosen dan staf administrasi di lingkungan Faperta UNSOED, serta mahasiswa dan Alumni Faperta UNSOED. Kegiatan ini mengusung tema strategis “Perspektif Kebijakan Digitalisasi Pertanian Untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Era Industri 4.0”.
Dalam kata sambutannya, Rektor UNSOED menyampaikan Selamat Dies Natalis ke-58 untuk Faperta UNSOED. Rektor menyampaikan harapannya agar UNSOED umumnya dan Faperta khususnya dapat menjadi mata air atau menara air yang memberikan manfaat bagi kehidupan di sekitarnya. Faperta UNSOED harus terus berkarya dan berinovasi karena kemajuan suatu bangsa, 40 persennya karena banyaknya hasil inovasi dari anak bangsa. Menurut Rektor, Kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki saja tidak cukup, perlu upaya agar SDM unggul melahirkan inovasi. Saat ini Faperta UNSOED telah menghasilkan sejumlah inovasi penting seperti pembuahan tanaman buah di luar musim, varietas padi gogo aromatik, padi Fe dan protein tinggi, padi tahan salin, pengawet alami dari kecombrang, teknologi budidaya hortikultura di lahan pasir pantai dengan digitalisasi suhu dan pengairan, dan lain-lain. Di masa mendatang, Faperta diharapkan terus dan siap berkontribusi untuk memecahkan permasalahan pertanian, khususnya di Jawa Tengah. Faperta juga diharapkan terus bersinergi dengan UNSOED dalam berkontribusi bagi negeri sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki.
Sementara itu, Ketua Senat Faperta UNSOED yang dalam kesempatan Orasi Ilmiah ini diwakili oleh Sekretaris Senat, Krissandi Wijaya, S.TP, M.Agr., Ph.D. menyampaikan bahwa senat akan senantiasa mendampingi dan mendukung, serta terus bersinergi dengan pimpinan Faperta dalam mencapai visi misi Faperta tahun 2034. Kegiatan Orasi Ilmiah ini juga merupakan salah satu bentuk usaha pencapaian visi-misi Faperta dalam menyongsong era Industri 4.0. Senat berharap usaha penerapan digitalisasi dalam era industri 4.0 yang dilakukan Faperta UNSOED terus mendapat dukungan pemerintah daerah ataupun pusat. Di akhir kata sambutannya, Dr. Krissandi menyampaikan terimakasih kepada Gubernur Jawa Tengah, H. Ganjar Pranowo, S.H., M.IP. atas perkenannya menjadi pembicara kunci dalam kegiatan Orasi Ilmiah Faperta UNSOED.
Sejalan dengan sambutan Rektor dan Senat Faperta UNSOED, Dekan Faperta UNSOED, Dr. Ir. Anisur Rosyad, M.S. dalam sambutannya menyampaikan peran penting Faperta bagi masyarakat. Selain sudah meluluskan sarjana strata satu, magister, dan doktor, melalui para penelitinya, Faperta UNSOED sudah menghasilkan banyak karya inovatif di bidang pertanian dan pangan. Beberapa karya inovatif yang dihasilkan adalah varietas padi unggul INPAGO UNSOED1, INPARI 79 AGRITAN, INPAGO UNSOED PARIMAS, padi protein tinggi, biopestisida, dan pengawet alami dari kecombrang. Di ulang tahun yang ke-58, Faperta UNSOED siap dan bisa berkontribusi untuk memecahkan permasalah pertanian, khususnya di wilayah Jawa Tengah. Ke depannya, Faperta UNSOED akan terus berkarya melanjutkan temuan-temuan inovatif di bidang pertanian, yang memberikan solusi terhadap permasalahan pertanian. Hal ini sesuai dengan semboyan Faperta UNSOED, “Faperta UNSOED, Sahabat Petani”.
Setelah kata sambutan dari Rektor UNSOED, Senat dan Dekan Faperta UNSOED, kegiatan Orasi Ilmiah dilanjutkan dengan paparan tunggal Gubernur Jawa Tengah, H. Ganjar Pranowo, S.H., S.IP. Bertindak sebagai moderator adalah Ir. Suprayogi, M.Sc., Ph.D. Dalam paparannya Ganjar Pranowo mengutip Pidato Ir. Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia, yang disampaikan di Bogor pada tahun 1952 mengenai “Permasalahan Pangan sebagai Kunci Hidup atau Matinya suatu Bangsa”. Hal ini menyiratkan sangat pentingnya sektor pertanian bagi masa depan bangsa Indonesia. Ganjar Pranowo menyampaikan bahwa dari sudut manapun, dengan kondisi pertanian saat ini, petani di Indonesia tidak akan pernah makmur. Petani di Indonesia rata-rata memiliki lahan hanya 0,3 hektar, sementara syarat petani bisa makmur jika memiliki lahan minimal 2 hektar. Belum lagi ditinjau dari teknologi yang digunakan, bibit yang ditanam, dan lainnya.
Apalagi saat kondisi pandemi covid-19, seluruh dunia akan berusaha mencukupi pangannya secara mandiri. Mereka tidak akan mengekspor pangannya ke negara lain. Oleh karena itu, sektor pertanian kita harus siap mandiri, bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Provinsi Jawa Tengah, termasuk provinsi yang bisa memenuhi kebutuhan pangannya sendiri, meskipun ada beberapa komoditas yang masih didatangkan dari luar daerah atau luar negeri. Untuk komoditas kedelai, gula pasir, dan bawang putih, pemerintah Jawa Tengah tidak akan memaksakan untuk bisa berswasembada. Ini dikarenakan sejumlah alasan misalkannya kesiapan lahan yang sesuai dengan jenis komoditas, adanya politik pangan yang membutuhkan energi besar untuk bisa menyelesaikannya, dan lain sebagainya. Dalam rangka peningkatan kesejahteraan petani, pemerintah Jawa Tengah sudah mengambil sejumlah langkah strategis, misalnya mengupayakan sistem pertanian berkelanjutan untuk mengatasi kerusakan lahan pertanian karena penggunaan pupuk dan pestisida sintetik berlebihan, konsolidasi lahan pertanian, pembentukkan badan usaha milik petani yang dapat memutus panjangnya rantai distribusi produk pertanian dari petani ke konsumen sehingga harga di tingkat petani lebih tinggi, sementara harga di tingkat konsumen masih terjangkau, digitalisasi data pertanian di Jawa Tengah, dan lain sebagainya. Akhirnya Pemerintah Jawa Tengah terus berkomitmen “Tidak seorang pun ada yang kekurangan pangan (kelaparan)”(snh).