Dua tim mahasiswa dari Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian UNSOED kembali menunjukkan kapasitasnya di ajang perlombaan ilmiah internasional. Tim ini berhasil merebut Gold Medal dan Silver Medal di Ajang International Science and Invention Fair 2021. Dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Indonesian Young Scientist Association ini, Tim Pertama yang terdiri atas Cantika Rayyan, Yoga Aditya, dan Hanisa Cindrawati berhasil merebut Gold Medal mengungguli ITS, UNDIP, dan UB, sedangkan Tim Kedua yang beranggotakan Hanisa, Cantika, Panca Cahya Utami, dan Yoga berhasil merebut Silver Medal mengungguli perwakilan dari Mexico di tempat ke tiga dan UB di tempat ke empat.
Paper yang disampaikan oleh Tim peraih Gold Medal adalah Biobriquettes Inovation with Utilization of Adsorbents as Alternative Fuels in The Rural Food Industry. Salah satu anggota tim, Yoga Aditya mengungkapkan bahwa awal mula ide membuat penelitian tentang biobriket ini adalah adanya industri rumahan yang menggunakan plastik sebagai bahan bakar karena plastik mudah dicari dan murah. Di satu sisi, praktik ini mendapatkan energi dari pembakaran plastik namun disisi lain menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. “Gas berbahaya yang timbul akibat pembakaran sampah plastik diantaranya karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), dioxin, dan furan,” jelasnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, Cantika, Yoga, dan Hanisa kemudian melakukan riset untuk menciptakan bahan bakar dari plastik namun tidak berbahaya, yaitu membuat biobriket berbahan plastik dan sekam padi yang dapat mereduksi dampak negatifnya. “Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan, menunjukkan hasil bahwa karakteristik biobriket dengan adanya tambahan adsorben dapat memperbaiki kualitas biobriket itu sendiri dibandingkan tanpa adanya tambahan adsorben,” jelasnya. Yoga mengatakan bahwa penelitian ini masih perlu beberapa perbaikan dan pengembangan ke depannya yang sangat luas, di antaranya yang pertama berupa cara memasukkan adsorben ke dalam biobriket itu sendiri agar lebih efektif dalam mereduksi gas pencemar, kedua perlu adanya pengembangan teknologi lebih lanjut pada kompor biomassa agar lebih efektif dan efisien dalam proses pembakarannya. “Lalu yang terakhir perlu adanya pengembangan lebih lanjut agar biobriket dapat menjadi bahan bakar utama pengganti gas LPG yang kian stoknya menipis,” jelasnya.
Sementara itu, Tim peraih silver medal yang beranggotakan Hanisa, Panca Cahya Utami, Yoga Aditya, dan Cantika mempresentasikan paper dengan judul Addition of Taro Leaf Wax Substance to Biodegradable Plastic As a Hydrophobic Component in an Effort to Reduce Plastic Use in the Environment. Masih seputar bioplastik tim ini mencoba meningkatkan kualitas bioplastik dengan menambahkan zat lilin daun talas untuk mengurangi serapan air pada plastik. Hal ini menjadi harapan baru untuk meningkatkan kualitas bioplastik agar fungsinya semakin baik dan nantinya dapat sepenuhnya menggantikan plastik yang sudah ada. Pemilihan daun talas sebagai zat lilin dikarenakan daun talas memiliki sifat anti air sehingga berpotensi menjadi zat lilin dan dapat digunakan untuk formulasi bioplastik dalam menurunkan daya serap air sehingga tidak mudah rusak. Para mahasiswa ini awalnya tidak percaya. “Banyak hal yang telah kami lewati dalam melakukan persiapan ini sampai siap dipersentasikan dalam lomba. Kami tidak menyangka bahwa akan mendapatkan gold medaldan silver medal, mengingat banyak ide peserta lain yang bagus dalam perlombaan ini. Kami senang dapat berpartisipasi dalam lomba ini,” jelas Yoga. Ia dan teman-teman berharap dapat terus meningkatkan kapasitas dan juga menjadi motivasi bagi yang lain.(RL)