Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan suatu kegiatan tahunan yang diprakarsai oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dalam memfasilitasi potensi yang dimiliki mahasiswa Indonesia untuk mengkaji, mengembangkan, dan menerapkan ilmu dan teknologi yang telah dipelajarinya di perkuliahan kepada masyarakat luas. 14 Tim dari Universitas Jenderal Soedirman berhasil lolos dalam kegiatan tahunan tersebut, salah satunya adalah Tim dari Program Studi Agroteknologi yang lolos di skema PKM Riset Eksakta (PKM-RE).
Tim PKM Agroteknologi diketuai oleh Irwandhi (A1D019018), beranggotakan Fahmi Khairul Yusuf (A1D021131), Khansa Nabilah (A1D021168), dan Ayu Azkiyah (A1D021027) yang dibimbing oleh Dr. Purwanto, SP., MSc. Ide riset ini berawal dari adanya permasalahan yang ada di lapangan. Mayoritas petani di Indonesia mengaplikasikan pupuk kimia berlebih dan tidak sesuai dengan anjuran dosis penggunaan, sehingga bersifat merugikan, baik secara finansial maupun terhadap degradasi lingkungan. Beberapa kajian menyebutkan sekitar 20-70% dari pupuk Urea yang diaplikasikan di lahan terlepas ke lingkungan salah satunya melalui nitrifikasi. Proses nitrifikasi di dalam tanah dapat dihambat menggunakan nitrification inhibitor (NI). Senyawa yang bertanggung jawab atas penghambatan nitrifikasi adalah berupa senyawa tanin dan polifenol. Bahan alami seperti limbah teh memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai NI karena mengandung 55,89% tanin dan 25-35% polifenol.
Disisi lain ada sebuah potensi pemanfaatan mikroba berupa plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) yang telah banyak dikembangkan sebagai pupuk hayati dapat direkomendasikan ke petani untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia sintetis. Pengaplikasian PGPR pada lahan pertanian berpengaruh terhadap perubahan transkripsi gen, menginduksi pertumbuhan akar dan meningkatkan biomassa akar sehingga dapat menstimulasi pertumbuhan tanaman. Namun, kondisi di lapangan memperlihatkan petani masih enggan menggunakan pupuk hayati karena waktu aplikasi pupuk hayati yang dilakukan tidak bersamaan dengan aplikasi pupuk kimia sehingga dapat meningkatkan kebutuhan tenaga kerja dan biaya pemupukan.
Melihat permasalahan yang ada, tim PKM-RE ini berusaha membuat inovasi dengan melakukan rekayasa formulasi pupuk berbasis mikroba dan natural nitrification inhibitor menggunakan limbah teh untuk meningkatkan efisiensi pemupukan. Penelitian ini dimulai dengan mengisolasi bakteri, kemudian dilakukan identifikasi secara molekuler hingga pengujian efektivitas formula di lapangan. Adanya inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan mengurangi tenaga kerja, serta biaya dalam pemupukan sehingga dapat menekan biaya produksi budidaya padi dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Maju terus panjang menyerah GenSoed [ohr-irwnd fp]