Tim yang terdiri atas Ir. Budi Prakoso, Grad.Dipp.App.Sc., M.Sc., D.Tech.Sc., dan Dr. Rosi Widarawati S.P., M.P., serta mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman telah melaksanakan kunjungan ke pelaku usaha aren organik. Kunjungan dilakukan pada 26 Oktober 2022 di Desa Hariang, Kecamatan Sobang. Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Kegiatan kunjungan dimaksudkan untuk mengetahui proses pengolahan produk gula aren secara organik serta pemasaran gula untuk meningkatkan ekonomi petani aren.
Pada kegiatan kunjungan tersebut, Dr. Rosi dan tim disambut hangat pemilik usaha aren organik Hariang, Bapak Anwar. Bapak Anwar juga memberikan penjelasan budidaya aren dan produksi gula aren di daerah setempat. Selain itu, tim juga diberikan penjelasan mengenai pascapanen aren, yang diolah menjadi aneka produk seperti gula semut, gula aren bubuk, jahe merah gula aren, dan jahe merah kunyit gula aren. Produk Gula Aren Organik Banten ini dipasarkan ke dalam dan luar negeri. Untuk ekspor, produk gula aren organik milik Bapak Anwar ini sudah menembus pasar negara-negara Kawasan Asia seperti Singapura, Korea Selatan, Arab Saudi dan Eropa seperti Jerman, serta Australia. Untuk dapat menembus pasar ekspor, Bapak Anwar menyampaikan bahwa kualitas produk lebih dipentingkan dibandingkan kuantitas. Kualitas produk disesuaikan permintaaan pasar, namun secara umum memiliki standard seperti kadar air 2 persen, mesh 18, warna tidak pucat dan lebih ke gelap. Selain itu, produk gula aren organik dalam proses produksi tidak boleh menggunakan bahan-bahan kimia sintetik seperti pengawet buatan. Untuk membuat aneka produk turunan gula aren berkualitas, Bapak Anwar membeli sekitar 200 kg produk gula aren cetak dari petani yang membudidayakan aren secara organik (dalam kegiatan budidayanya tidak menggunakan pestisida atau pupuk sintetik). Petani aren yang tergabung sebagai mitra usaha gula aren organik ini berjumlah 139 petani aren. Untuk menjaga keberlanjutan pasokan bahan baku gula aren cetak organik, Bapak Anwar berani membeli gula cetak petani dengan harga Rp 16.000 per kilogram. Kesediaan Bapak Anwar untuk membeli produk gula cetak petani dengan harga tinggi menyebabkan petani tidak khawatir untuk pemasaran produk gula cetaknya. Produk gula cetak petani selanjutnya diolah menjadi beragam produk, salah satunya gula semut yang dijual dengan harga Rp 10.000 per 250 gram (untuk rasa orginal) dan Rp 30.000 per 250 gram (untuk rasa jahe).
Dalam mengembangkan usaha gula aren organik, Bapak Anwar didukung instansi terkait seperti Ditjen PPHP Kementerian Pertanian, Bank Indonesia, Pemda Lebak dan Banten, serta BPTP Banten yang senantiasa melakukan pendampingan terhadap petani yang menyuplai gula cetak organik ke Gula Aren Organik Hariang. Kegiatan kunjungan dosen dan mahasiswa ini diakhir dengan penyerahan tanda mata (kenang-kenangan) dari Faperta UNSOED kepada Bapak Anwar yang diwakili Ir. Budi Prakoso, Grad.Dip.App.Sc., M.Sc., D.Tech.Sc.