Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, MP., PhD Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto menjadi Salah Satu Pembicara Undangan pada Seminar Nasional dan Kongres Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI) ke IX di Palembang.
Bertempat di Hotel Aryaduta Palembang telah diselenggarakan Seminar Nasional dan Kongres Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI) ke IX. Kegiatan dilaksanakan tanggal 28 sampai dengan 29 Nopember 2022. Kegiatan ini mengambil tema Link – Match Ilmu Pemuliaan untuk Kemajuan Agro Industri Indonesia.
Penyampaian materi pertama oleh Prof Totok Agung berjudul Pemuliaan Tanaman Pangan Dalam Menjaga Kedaulatan Pangan Nasional.
Varietas unggul yang dihasilkan melalui kegiatan pemuliaan tanaman adalah salah satu kunci keberhasilan dalam penyediaan bahan pangan. Ketersediaan bahan pangan yang cukup dalam kuantitas dan kualitas serta dapat diakses oleh seluruh anak bangsa akan mendukung kedaulatan pangan Indonesia. Kedaulatan pangan akan menunjang ketahanan nasional. Ketahanan nasional yang tangguh menjadi kunci pencapaian cita cita nasional Indonesia, terwujudnya negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan Makmur. Indonesia sebagai negara agraris memiliki keunggulan, potensi dan peluang besar untuk mengembangkan produksi pertaniannya, seperti kekayaan sumber daya alam di darat maupun di laut, keanekaragaman hayati, kelimpahan cahaya matahari sepanjang tahun, kesuburan tanah dan sebagainya . Di sisi lain, pertanian Indonesia juga masih menghadapi berbagai masalah klasik yang belum terpecahkan seperti kepemilikan lahan petani, penguasaan dan adopsi teknologi, usia dan tingkat pendidikan petani dan sebagainya. Implementasi cita cita nasional dalam bidang pertanian adalah visi menjadi lumbung pangan dunia tahun 2045. Kemampuan mengelola semua keunggulan dan kelemahan sumberdaya pertanian menjadi kunci keberhasilan pencapaian kedaulatan pangan guna mewujudkan visi tersebut.
Isu global terkait pangan di antaranya adalah pangan dan energi masih akan tetap menjadi concern masyarakat dunia sampai kapanpun, dunia menghadapi tantangan ledakan penduduk, perubahan iklim global, perang, penurunan mutu lingkungan dan sebagainya; pangan sebagai hak asasi manusia baik jumlah maupun mutunya; seluruh keluarga di dunia harus punya akses terhadap pangan. Isi nasional terkait pangan adalah visi Indonesia sebagai lumbung pangan Dunia 2045. Kementerian sudah menyusun target target produksi dan swasembada pangan berkelanjutan menuju visi tersebut. Mulai dari padi, bawang merah, cabai (2019), gula konsumsi (2020), kedelai, rempah (2021), bawang putih (2023), gula industry (2024) daging sapi (2026).
Berbagai upaya telah dilakukan guna mencapai kedaulatan pangan, salah satunya melalui perakitan varietas unggul tanaman pangan. Sasaran pemuliaan tanaman pangan adalah perbaikan daya hasil, perbaikan sifat toleransi terhadap lingkungan marjinal, perbaikan ketahanan hama dan penyakit, perbaikan kualitas hasil, biofortigfikasi dan pemuliaan presisi. Program pemuliaan tanaman pangan telah mencapai hasil yang menggembirakan. Namun, masih ada tantangan di antaranya gap potensi hasil, adopsi/ pemanfaatan varietas unggul, ketersediaan benih bermutu varietas unggul, dan sebagainya. Penyebaran varietas padi masih didominasi oleh varietas ciherang, mekongga, IR 64 inpari 32. Penyebaran varietas jagung masih didominasi oleh Bisi 18, Bisi 2, P35, Bisi 816, NK 212 dan Pertiwi. Penyebaran kedelai masih didominasi oleh varietas Anjasmoro, Grobogan, Argomulyo, Wilis, Balura. Dengan kata lain Varietas varietas unggul yang sudah dilepas oleh pemerintah masih banyak yang tidak sampai ke masyarakat.
Rekomendasi yang diajukan adalah Market/Industry based Plant Breeding di mana kegiatan pemuliaan tanaman semestinya berpijak kepada kebutuhan pasar atau industry. Program pemuliaan tanaman yang dilakukan oleh Lembaga Pemerintah, Perguruan Tinggi maupun Swasta seyogyanya dilakukan berbasis kebutuhan dan permintaan pasar/industri agar proses hilirisasi IPTEK Pemuliaan tanaman menjadi lebih bermakna dan ada keterkaitan hulu-hilir. Kerjasama sinergi pentahelik, Akademisi (A), Pengusaha (B), Komunitas (C), Pemerintah (G) ditambah Media Massa nampaknya dapat menjadi solusi untuk menyebarluaskan/hilirisasi hasil pemuliaan tanaman agar sampai kepada masyarakat termasuk industri. Diperlukan pula terobosan regulasi guna upaya percepatan pelepasan varietas pangan dan pemanfaatannya, seperti menyederhanakan peraturan pelepasan varietas tanaman pangan, dengan tetap menjaga dan melindungi kepentingan petani. Revitalisasi Kelembagaan Transfer Teknologi/Penyuluhan; Pendekatan varietas unggul spesifik lokasi; pendekatan system pemuliaan tanaman terintegrasi dan konsorsium teknologi tepat guna akan melengkapi dan mendukung link dan match pemuliaan tanaman pangan dengan agroindustry di Indonesia.
Pembicara berikutnya adalah Dr. Enrique Ritter (NEIKER Technalia-Spain) Dengan judul: Peran Pemuliaan Molekuler dalam Menunjang Program Pemuliaan Jangka Panjang
Prof. Dr. Ir. Kukuh Setiawan M.Sc (Universitas Lampung) dengan judul: Pemuliaan Tanaman Perkebunan untuk Menjaga Eksistensi Komoditas Strategis Nasional
Karen Tambayong (KADIN) dengan judul Sinergi Sektor Perdagangan dan Industri dengan Lembaga Penelitian Pemuliaan untuk menciptakan Iklim yang Kondusif untuk Kemajuan Agro Industri Indonesia.