Tembakau, yang disebut sebagai “Daun Emas”, merupakan komoditas yang telah banyak memberikan kontribusi dalam pendapatan masyarakat dan negara. Dalam industri tembakau, kondisi dilematis tidak terelakkan, di satu sisi mampu menjadi sumber pendapatan petani tembakau dan meningkatkan penerimaan untuk negara, namun di sisi lain dipandang berpengaruh buruk terhadap kesehatan manusia. Banyak pihak yang terlibat dalam kondisi layaknya dua mata pisau ini, seperti petani tembakau, masyarakat umum, negara, dan pihak swasta. Sebagai salah satu lini hulu dalam industri tembakau, nasib petani tembakau adalah hal yang harus diberikan perhatian. Hal ini disebabkan karena petani tembakau diharuskan menghadapi berbagai permasalahan dari proses budidaya hingga pasca panen yang membelenggu, sehingga tidak bisa menikmati hasilnya secara maksimal dan masih harus menanggung resiko-resiko yang kompleks, dari ranah hulu hingga hilir.
Demi keberpihakan atas nasib petani tembakau, pada hari Selasa 30 Mei 2023 bertempat di Gedung Pascasarjana Fakultas Pertanian, penandatanganan kesepakatan kerjasama dilaksanakan antara Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman dengan 9 (Sembilan) Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Banyumas, Pemalang, Tegal, Kebumen, Cilacap, Pekalongan, Purbalingga, Banjarnegara, dan Purworejo tentang Pelaksanaan Kajian Ilmiah Analisis Indeks Hasil Panen dan Indeks Iklim/Cuaca pada Komoditas Tembakau Tahun 2023. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Purworejo, Koordinator Kegiatan Kajian Ilmiah Tembakau Provinsi Jawa Tengah, dan perwakilan dari Kabupaten Kebumen, Purworejo, Pemalang, Tegal, Banyumas, dan Cilacap. Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Pertanian menyampaikan bahwa penandatanganan kesepakatan kerjasama ini merupakan tahap awal dalam pelaksanaan Kajian Hasil Panen dan Indeks iklim pada tembakau.
Penandatanganan kesepakatan kerjasama ini bertujuan untuk memfasilitasi pelaksanaan kajian indeks hasil panen dan indeks iklim/cuaca yang digunakan sebagai dasar atau acuan skema asuransi bagi komoditas tembakau. Sebagai komoditas yang rentan terhadap perubahan cuaca dan iklim, asuransi bagi komoditas tembakau diharapkan dapat mengurangi potensi kerugian petani tembakau karena gagal panen. Kajian pembentukan dan pelaksanaan asuransi khusus untuk petani tembakau merupakan bentuk keberpihakan dan perhatian pengambil kebijakan pada isu perlindungan petani tembakau. Seperti diketahui, jaminan asuransi ini diberikan bagi para petani yang mengalami gagal panen. Premi untuk asuransi tembakau diperoleh dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT).
Kegiatan diskusi kemudian dilakukan untuk membahas koordinasi tentang teknis pelaksanaan kajian ilmiah antara Fakultas Pertanian UNSOED dengan 9 (sembilan) mitra Kabupaten. Diskusi ini dipimpin oleh Dr. Khavid Faozi dan Koordinator Kegiatan Kajian Ilmiah Tembakau Provinsi Jawa Tengah. Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan kajian ilmiah, hal yang harus dipersiapkan adalah terkait alokasi anggaran di setiap Kabupaten dan terkait administrasi kegiatan (Surat Keputusan Tim yang terlibat dalam Kegiatan), agar pondasi dalam pelaksanaan kajian-kajian ilmiah tersebut menjadi formal dan legal. Terkait anggaran kegiatan, tidak ada batasan anggaran dalam kegiatan swakelola tipe 2. Rencana Anggaran disusun oleh tim Perencana dari Kabupaten dan disahkan oleh PPK. Dalm hal ini, Rencana Anggaran disusun secara bersama-sama antara tim pelaksana dari Universitas dan tim perencana dari Kabupaten. Untuk pelaksanaan kegiatan, personel terdiri dari tim perencana, tim pengawas, dan tim pelaksana. Tim Perencanaan dan Tim Pengawas berasal dari OPD yang bersangkutan. Tim Pelaksana Kajian ditunjuk oleh Perguruan Tinggi.
Langkah-langkah berikutnya yang akan dilakukan oleh kedua belah pihak dapat dikoordinasikan lebih lanjut, setelah kegiatan Penandatanganan Kesepakatan Kerjasama ini selesai. Sebagai contoh adalah pembahasan detail terkait Rencana Kerja dan timeline kegiatan, yang akan dibahas dengan masing kabupaten. Dinas Pertanian selaku koordinator kajian, berharap kajian ini dapat berjalan dengan baik dan lancar, mampu menghasilkan keluaran yang dapat menjadi dasar bagi asuransi tembakau di tahun berikutnya. Asuransi tembakau diharapkan dapat mengurangi kerugian usahatani tembakau akibat dari variabilitas iklim yang terjadi. Sinergisitas antara instansi daerah dengan Perguruan Tinggi ini diharapkan dapat menghasilkan hasil yang bermanfaat dan meningkatkan kesejahteraan petani tembakau, sebagai salah satu komponen masyarakat dengan kepemilikan hak dan kewajiban yang harus dilindungi.
Pimpinan Fakultas Pertanian beserta perwakilan masing-masing Dinas Kabupaten