Tanam perdana padi gogo aromatik Inpago Unsoed 1 yang dirakit oleh Prof. Dr. Ir. Suwarto, M.S. dan Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D di lahan re-planting kelapa sawit dengan pola tumpang sari di Desa Surya Indah, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kab. Pelalawan, Provinsi Riau telah dilakukan pada 5 Desember 2019. Kegiatan tanam perdana merupakan hasil kerjasama antara Tim Unsoed (Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D, Agus Riyanto, S.P., M.Si dan Dyah Susanti, S.P., M.P.) dengan EFI (Earthworm Foundation Indonesia)/ Yayasan Hutan Tropis dan PT. Surya Bratasena Plantation (PT. SBP) dengan tujuan untuk memberikan edukasi dan motivasi kepada masyarakat dalam menggalakkan intercropping antara kelapa sawit dengan padi gogo Unsoed di lahan re-planting.
Re-planting dilakukan pada tanaman kelapa sawit yang berumur 25-35 tahun. Hal ini dilakukan karena tanaman kelapa sawit tersebut sudah tidak mampu berproduksi optimal. Re-planting membawa konsekuensi pada penurunan pendapatan petani pemilik lahan plasma maupun perusahaan pemilik lahan inti. Pada tiga tahun pertama re-planting, kelapa sawit muda belum memberikan hasil panen, sehingga terjadi zerro cash flow. Intercropping dengan menanam tanaman pangan berupa padi gogo aromatik Inpago Unsoed 1 yang berdaya hasil tinggi di lahan kering, toleran kekeringan, serta memiliki kualitas hasil tinggi di sela pohon kelapa sawit muda merupakan salah satu solusi. Diharapkan kegiatan yang dilakukan dapat meningkatkan motivasi dan penguasaan teknologi bagi perusahaan dan petani kelapa sawit, serta menjadi model yang dapat diimplementasikan di berbagai wilayah. Kontributor berita: Dyah Susanti, S.P., M.P.