Tim Himagrotek Fakultas Pertanian mendapatkan hibah pendanaan dalam program kompetitif “Wira Desa” yang difasilitasi oleh Belmawa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-ristek), untuk mengembangkan Potensi Desa Kemawi, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas. Mitra kegiatan wiradesa ini adalah kelompok masyarakat yang secara aktif melaksanakan kegiatan wirausaha dengan cakupan produksi dan pemasaran di wilayah perdesaan. Kelompok Tani Sekar Aji dipilih menjadi mitra karena telah lama berkecimpung dalam kegiatan Budidaya dan pemasaran berbagai macam komoditas pertanian khususnya tanaman rempah.
Potensi sumberdaya yang dikembangkan melalui program Wira Desa ini adalah tanaman kemukus sebagai salah satu komoditas rempah unggulan dari Desa Kemawi. Tanaman Kemukus yang memiliki nama latin Piper Cubeba ini merupakan salah satu jenis tanaman obat yang sangat banyak kegunaannya, sehingga dibutuhkan oleh industri obat tradisional. Buah kemukus berkhasiat untuk obat pada penyakit gonorrhoe, penyakit kelamin, bronchitis, disentri, radang selaput lendir saluran kemih, penyakit perut dan obat mencret. Buah kemukus digunakan pula dalam ramuan obat sesak napas, menghilangkan bau mulut, peluruh dahak, peluruh air seni, kencing bernanah, penyakit gula dan penghangat badan. Selain itu juga merupakan rempah-rempah sebagai pengharum dan penyedap masakan. Ditambah dengan fakta bahwa pasokan nasional buah kemukus setiap tahunnya hanya sekitar 222 ton buah segar, sedangkan serapan buah kemukus setiap tahunnya untuk kebutuhan industri obat tradisional (IOT), industri kecil obat tradisional (IKOT) dan obat tradisional dalam rumah tangga sekitar 325,40 ton. Dengan demikian terdapat defisit sekitar 103,40 ton buah kemukus.
Adanya fakta tersebut harusnya menjadi peluang bagi masyarakat Desa Kemawi untuk meningkatkan penghasilan karena tanaman kemukus memiliki nilai jual dan prospek yang cerah. Namun sayangnya terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh Kelompok Tani Sekar Aji, misalnya seperti proses budidaya Kemukus yang sering mengalami kendala, yaitu gagal panen yang diakibatkan oleh serangan hama dan penyakit pada akar, belum terbentuknya sentra produksi biji kemukus di Desa Kemawi dan diversifikasi produk olahan kemukus, serta lingkup pasar yang masih terbatas.
Tim Himagrotek yang diketuai oleh Hendra A1D019003 beranggotakan 9 mahasiswa, yaitu : Irwandhi A1D019018, Hilmy Ihza Rakhman A1D019031, Farah Fadhilah Husen A1F018008, Sekar Arum Prabaningtyas A1D019051, Annisa Islamiati A1D019085, Myra Faridah Elvina A1D019191, Rosita Dewi B1A019144, Haris Raditya Subandrio B1B019013, dan Adinda Azhaar Khairunnisa B1B019026. hadir mecoba memberikan solusi atas permasalahan diatas yaitu inisiasi pembentukan sentra produksi biji kemukus di Desa Kemawi memperluas koneksi perdagangan kemukus dan solusi atas kendala gagal panen akibat serangan hama dan penyakit akar dengan inovasi budidaya Kemukus menggunakan sistem sambung. Proses kegiatan pendampingan terhadap petani kemukus ini didampingi oleh Dosen pembimbing lapang Dr. Purwanto, S.P., M.Sc,
Kepala Desa Kemawi, Sumarno menyampaikan dukungannya agar program potensial ini dapat bermuara pada peningkatan kesejahteraan kelompok tani dan warga desa. Senada dengan Kepala Desa Kemawi, Kalim, selau Ketua Kelompok Tani Sekar Aji, turut memberikan apresiasi dan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan Universitas Jenderal Soedirman yang telah bersedia bekerja sama membangun desa. Dosen Pembimbing tim Wira Desa, Dr. Purwanto, S.P., M.Sc. turut menjelaskan bahwasannya ini merupakan peluang emas bagi mahasiswa untuk belajar secara langsung, praktik on farm dan off farm tanaman kemukus, menerapkan ilmu yang didapatkan, tidak hanya ilmu teori saja, namun nilai sosial dan pengembangan perdesaan yang sejalan dengan visi Universitas Jenderal Soedirman yaitu, “Diakui dunia sebagai pusat pengembangan sumberdaya perdesaan dan kearifan lokal.” Kegiatan pendukung dalam program intensifikasi budiaya kemukus selanjutnya adalah penyerahan bibit Indigofera sebanyak 1500 pohon. Tanaman indigofera nantinya akan digunakan sebagai tanaman penyangga/ajir bagi tanaman kemukus. Tim himagrotek selaku pelaksana wiradesa juga melakukan pendampingan kepada petani dalam memproduksi bibit dengan teknik penyambungan pada tanaman kemukus. Tanaman kemukus disambung dengan tanaman sirih hutan dengan tujuan agar perakaran tanaman kemukus tidak mudah diserang oleh patogen jamur akar yang merupakan permasalahan utama yang dihadapi kelompok tani Sekar Aji dalam melakukan proses budidaya tanaman kemukus. Melalui program ini, diharapkan pengembangan potensi Desa Kemawi sebagai salah satu sentra produksi tanaman Kemukus di Indonesia dapat terwujud dan semakin meluasnya koneksi pasar kemukus baik di dalam negeri maupun luar negeri. [source:hendra editor:ohr]